PostGIS menambahkan dukungan obyek geografis pada PostgreSQL, merubah itu menjadi basisdata spasial. GEOS, PROJ.4 dan GDAL harus dipasang sebelum membangun PostGIS. Anda mungkin juga butuh pustaka-pustaka tambahan, lihat PostGIS requirements.
Modul psycopg2 dibutuhkan untuk digunakan sebagai pencocok basisdata ketika menggunakan GeoDjango dengan PostGIS.
Pada Debian/Ubuntu, anda disarankan untuk memasang paket-paket berikut: postgresql-x.x, postgresql-x.x-postgis, postgresql-server-dev-x.x, python-psycopg2 (x.x mencocokkan versi PostgreSQL anda ingin pasang). cara lain, anda dapat build from source. Rundingkan petunjuk serambi-khusus jika anda berada di macOS or Windows.
PostGIS 2 menyertakan sebuah tambahan untuk PostgreSQL yang digunakan untuk mengadakan kegunaan spasial:
$ createdb <db name>
$ psql <db name>
> CREATE EXTENSION postgis;
Pengguna basisdata harus super pengguna untuk menjalankan CREATE EXTENSION postgis;. Perintah berjalan selama pengolahan migrate. Sebuah cara lain adalah untuk menggunakan tndakan perpindahan dalam proyek anda:
from django.contrib.postgres.operations import CreateExtension
from django.db import migrations
class Migration(migrations.Migration):
operations = [
CreateExtension('postgis'),
...
]
GeoDjango saat ini tidak mempengaruhi PostGIS topology functionality apapun. Jika anda berencana untuk menggunakan fitur-fitur tersebut pada beberapa titik, anda dapat juga memasang tambahan postgis_topology dengan menerbitkan CREATE EXTENSION postgis_topology;.
Untuk mengelola basisdata, anda dapat baik menggunakan program pGadmin III () atau Cangkang SQL (). Sebagai contoh, untuk membuat basisdata spasial geodjango dan pengguna, berikut mungkin dijalankan dari Cangkang SQL sebagai pengguna postgres:
postgres# CREATE USER geodjango PASSWORD 'my_passwd';
postgres# CREATE DATABASE geodjango OWNER geodjango;
Mar 30, 2019